Jum’at kemarin –
tepatnya tanggal 29 Mei 2015 – satu janji lagi telah tertunaikan. Janji yang
saya buat dengan asal ceplos (tapi sungguh-sungguh berniat) sejak bulan
Februari lalu. Tepatnya di hari Ulang Tahunku. Teman-teman menuntut untuk membuat
sebuah perayaan. Dengan jurus andalanku, saya menjanjikan akan memasak nasi
goreng (hanya ini keahlianku) untuk semua anak TupTup (sekedar memberikan janji
untuk membungkam mereka agar tak banyak permintaan lagi). Tanda tanya besar
menggantung, kapan tepatnya acara itu akan dilaksanakan? Kapan janji itu
dilunasi?
Merasa belum ada waktu
yang cocok, berkali-kali saya menunda. Berbagai alasan kusemburkan pada
teman-teman yang getol menagih janji.
Di bulan ini lah saya baru bisa menepatinya. Lama ya jaraknya? Tak apa,
setidaknya bisa terlaksana, Alhamdulillah...
Setelah selesai mata
kuliah Produksi Media Humas, saya dan beberapa member girlband TupTup berencana langsung cuus... ke kosku. Saya sampai
harus rela sambil menelan ludah untuk mengatakan ‘tidak’ atas tawaran seorang
teman untuk ngopi di kantin.
Pekerjaan besar menyapa. Mencuci piring, menyiapkan bumbu, iris mengiris, menggoreng kerupuk, tempe dan telur. Lalu lanjut yang paling utama: NASI GORENG. Untungnya bukan hanya saya yang bisa memasak, member lain mulai mengeluarkan bakat memasaknya. Akhirnya masak berombongan ini selesai. Tepat setelah sholat Jum’at usai, member boyband TupTup berdatangan – walau ada saja yang terlambat jauh.
Semua rasa lelah
memudar bersama tawa yang mendominasi di setiap kegiatan mengunyah. Seru
sekali. Saya rindu masa-masa ini, batinku. Tak bisa kutebak, kapan terakhir
kali kita berkumpul di kamarku yang berukuran kurang-lebih 3x4 ini. Mereka
dengan suka rela duduk berdesakan, berjejalan mengambil posisi dekat kipas
angin, baring dengan badan yang tertekuk-tekuk sambil berebutan bantal ataupun
kaki untuk alas kepala, sabar menghirupi bau kaus kaki dan keringat. Ini semua
demi sebuah... kebersamaan nasi goreng!
Makan dengan lahap
telah selesai. Piring kotor ditumpuk dan disingkirkan – semua enggan mencuci.
Kami kekenyangan. Kembalilah ke posisi semula, ada yang saling sandar
menyandar, baring sambil berdesakan dalam satu bantal, ada pula yang sibuk
memperebutkan cas hp.
Sebuah ide brilian nan
unik muncul di saat-saat itu. Silo yang memprakarsainya. Dia yang tadinya
berbaring langsung duduk tegak. Ia hendak mendongengkan kami semua dengan
bahasa Tolaki. Saya – dan tentunya kita semua – menyambut dengan semangat ide
itu. Tapi kita perlu penterjemah, kita di sini multi suku, hanya beberapa saja
yang tahu bahasa Tolaki.
Jadilah Ita sebagai translator kita ke dalam bahasa
Indonesia. Dilanjutkan dengan tawaran Yoel untuk kembali menerjemahkannya ke
dalam bahasa Inggris. Tak mau kalah, saya menawarkan bahasa Jawa! Yang tadinya
saya berniat menjadi pendengar sekaligus sebagai orang yang didongengkan, malah
ingin ikut terlibat. Lengkap sudah. Dongeng dimulai dari Silo sebagai pemegang
kunci jalan cerita. Kami para penerjemah hanya mengikuti.
Sambil tunggu giliran,
saya jadi mikir, ini sebenarnya mau dongengin siapa sih? Nah, yang tadi niatnya
mau tidur malah tergelak-gelak ketawa. Hancur-hancuran bahasa yang kami
lontarkan, ada saja salahnya. Pengamatanku hanya Yoel yang lurus-lurus saja.
Selebihnya, Saya, Silo dan Ita adalah yang paling banyak salah. Sebenarnya saya
tidak begitu menguasai bahasa Jawa (karena lama tidak bercakap), tapi untungnya
tidak ada satu pun di antara mereka yang paham betul dengan bahasa Jawa, jadi
saya PD-PD saja mengucapkan walau sebenarnya saya tahu, ada kata lain yang lebih
tepat dari pada apa yang saya ucapkan. Hihihi...
Kebanyakan juga kita
tidak fokus dengan kalimat baru apa yang diucapkan, alhasil kelabakan
berkata-kata ketika tiba giliran. Ujung-ujungnya baru tahu bahwa dongeng
tentang ‘monyet dan buaya’ yang berasal dari Silo adalah murni hasil karangan
otaknya. Dan cerita itu tidak ber-ending
karena dia tidak tahu melanjutkan bagaimana lagi. Jadilah kita mengambil topik
dongeng tentang film 3 Hati (film pendek pertama produksi TupTup). Cerita itu
berhasil kami tuntaskan hingga ending.
Saya tertawa sampai terbatuk-batuk.
Tak habis akal,
keseruan berikutnya datang dari Trio Gondrong. Siapa lagi kalau bukan Putra,
Silo dan Aca? Dengan struktur dan tekstur rambut yang berbeda (apaaa coba?)
mereka tetap sama-sama spesies gondrong. Lihat deh fotonya!
Saya merasa mereka
adalah makhluk dari Planet Pluto. Saking jauh dan kecilnya, apalagi sekarang
sudah tidak dianggap sebagai planet, mereka hijrah ke bumi, dan begitulah
wujudnya. Awalnya saya duga mereka nyungsep
ke bumi dengan bentuk Alien yang meninggalkan jejak crop circle sembarangan. Tapi trio ini tetap
temanku yang hebat di bidangnya masing-masing. Yang kiri ‘bassis metal’, yang
tengah ‘sutradara abal-abal’, yang kanan ‘Rangers Corel’. Saya patut berbangga!
Detik-detik kepulangan
para member TupTup, ada beberapa yang berurusan dengan mading. Silo menancapkan
kartu mahasiswanya di mading (sebenarnya tujuannya itu menambah koleksi foto
kawan-kawan dengan gaya foto KTP, tapi karena tidak ada, jadilah kartu
mahasiswa yang terpampang). Putra juga menuliskan kutipan di mading. Disusul
Silo dan Pute. Begini tulisannya:
“Berseru
seperti Nabi, kelakuannya seperti Anjing.” – Putra.
“I’m
young and I’m free.” – Silo.
“Always
be positive thingking!” – Pute.
Ah, bijak sekali teman-temanku
ini.
Selesai sudah. Mereka berdiri,
mengemasi barang-barang, melangkahkan kaki, keluar satu per satu lewat pintu
kamar, memakai sepatu, menyalakan mesin motor, lalu melambai (bilang ‘pulang’
saja susah!).
Mereka sudah lenyap
dari pandangan. Saya menghirup dan menghembuskan napas lebih dalam dan lama
sambil melihat ke sekitar kamar. Bukan masalah bagaimana tragis penampakannya,
tapi rasa sunyi yang tiba-tiba menyergap. Bukan masalah tak suka sunyi, saya ‘pemuja’
sunyi. Tapi ini tentang mengenang betapa lamanya kamar ini tak pernah sehiruk
pikuk tadi. Baru saja beberapa menit yang lalu, kamar ini berhenti menjadi area
teriakan, gelak tawa, dan racauan yang menggemparkan kamar tetangga.
Bagaimana wahai para tetanggaku, tidakkah engkau rindu dengan suara berisik di kamarku??*ET
Tidak ada komentar:
Posting Komentar