Sabtu, 22 Agustus 2015

Kamu Siapa, Sih?



Kamu siapa sih?

Presiden? Pejabat negara? Tokoh nasional? Pahlawan seperti Patimura dan kawan-kawannya? Atlet kebanggaan negri? Artis dengan sensasi-sensasinya? Penyanyi top? Pelukis yang punya galeri sendiri dan sederet pamerannya? Filmmaker papan atas? Author dengan penghasilan tinggi? Musisi hebat pengiring konser megah mendunia? Motivator kayak Mario Teguh dan Nick Vujicic ?

Tunggu, kamu siapa sih? Saya masih belum kenal. Sering masuk koran, majalah dan tipi? Disebut-sebut terus dalam radio bergengsi? Kamu orang terkenal (setidaknya dalam se-provinsi)? Banyak artikel yang dibuat tentang kamu? Banyak yang nulis berlaman-laman biodata tentangmu? Bahkan hingga secuil kisahmu yang sebenarnya biasa saja tapi menggemparkan publik?

Kalau iya, syukurlah. Setidaknya ada alasan untuk kamu tidak menulis karena beragam kesibukanmu. Dan kamu hanya bisa sedikit meracau di media sosial. Toh sudah banyak yang menulis tentangmu.

Lalu... bagaimana jika kamu bukan seperti itu?

Bagi dirimu yang belum kerja, kuliah seadanya, segalanya mengandalkan orang tua. Pengangguran tingkat dunia, cuma suka ongkang-ongkang kaki di kamar. Yang bangunnya selalu siang. Ngalor-ngidul gak jelas rimbanya. Lebih banyak keluyuran tak bertujuan daripada bepergian karena banyak urusan. Bagi kamu yang labil. Yang lebih banyak gak moodnya daripada moodnya. Yang gak tahu jawaban apa yang cocok kalau ada yang nanya perihal cita-cita.

Kamu seperti itu? Seberapa banyak sih orang yang kenal kamu?

Trus, kamu gak mau menulis? Apa? Gak bisa? Bohong! Lalu siapa yang mau menuliskan riwayat hidupmu kalau bukan kamu sendiri? Emangnya kamu termasuk orang terkenal seperti yang kusebutkan di atas tadi? Gak kan? Mereka itu tanpa meminta, berbondong-bondong  orang dengan ikhlas dan tulus lahir batin akan menulis tentangnya. Dimuat dalam berbagai media, dibukukan, bahkan dibuatkan film layar lebar. Mereka sudah ada yang mencatatkan sejarah hidupnya.

Terus, kalau kamu, siapa yang mau menulis tentangmu? walau cuma sekedar biodata berisi nama, tanggal lahir, alamat, agama, hobi, cita-cita... kalau bukan kamu sendiri? Memangnya kamu sehebat mereka? Memangnya kamu penting bagi publik?

Gak perlu menulis yang muluk-muluk, cukup satu dua kalimat perhari. Gak perlu menggunakan bahasa puitis yang bikin sakit kepalamu, cukup selevel diary. Kalau tidak, apa yang bisa kamu berikan kepada anak cucumu? Kamu hanya akan menyampaikan kisahmu dari mulut ke mulut? Kamu percaya dengan kemampuan daya ingat manusia? Come on! Tulis sejarah hidupmu sendiri. Karena orang lain tak ada yang mengenalimu. Setidaknya sejarah hidupmu penting bagi dirimu sendiri! Kalau bukan kamu, siapa lagi?

Begitu lahir, hidup di dunia apa adanya, bernapas apa adanya. Trus mati, cuma dikenang satu dua hari oleh segelintir orang, setelahnya entahlah. Kamu ingin kehadiranmu di dunia cuma seperti itu? Tuhan sudah menciptakan kamu sebaik-baiknya. Cuma segitu kamu ada? Muncul lalu lenyap tanpa apa-apa?

Bagaimana? Masih mau tidak menulis?


(Jangan salah sangka, saya sedang bicara dengan diriku sendiri. Anda merasa tersinggung juga boleh.)*ET

3 komentar: