Kamu siapa sih?
Presiden? Pejabat negara? Tokoh nasional?
Pahlawan seperti Patimura dan kawan-kawannya? Atlet kebanggaan negri? Artis
dengan sensasi-sensasinya? Penyanyi top? Pelukis yang punya galeri sendiri dan
sederet pamerannya? Filmmaker papan
atas? Author dengan penghasilan
tinggi? Musisi hebat pengiring konser megah mendunia? Motivator kayak Mario
Teguh dan Nick Vujicic ?
Tunggu, kamu siapa sih? Saya masih belum kenal.
Sering masuk koran, majalah dan tipi? Disebut-sebut terus dalam radio bergengsi?
Kamu orang terkenal (setidaknya dalam se-provinsi)? Banyak artikel yang dibuat
tentang kamu? Banyak yang nulis berlaman-laman biodata tentangmu? Bahkan hingga
secuil kisahmu yang sebenarnya biasa saja tapi menggemparkan publik?
Kalau iya, syukurlah. Setidaknya ada alasan
untuk kamu tidak menulis karena beragam kesibukanmu. Dan kamu hanya bisa
sedikit meracau di media sosial. Toh sudah banyak yang menulis tentangmu.
Lalu... bagaimana jika kamu bukan seperti itu?
Bagi dirimu yang belum kerja, kuliah seadanya,
segalanya mengandalkan orang tua. Pengangguran tingkat dunia, cuma suka
ongkang-ongkang kaki di kamar. Yang bangunnya selalu siang. Ngalor-ngidul gak
jelas rimbanya. Lebih banyak keluyuran tak bertujuan daripada bepergian karena
banyak urusan. Bagi kamu yang labil. Yang lebih banyak gak moodnya daripada
moodnya. Yang gak tahu jawaban apa yang cocok kalau ada yang nanya perihal
cita-cita.
Kamu seperti itu? Seberapa banyak sih orang
yang kenal kamu?
Trus, kamu gak mau menulis? Apa? Gak bisa?
Bohong! Lalu siapa yang mau menuliskan riwayat hidupmu kalau bukan kamu
sendiri? Emangnya kamu termasuk orang terkenal seperti yang kusebutkan di atas
tadi? Gak kan? Mereka itu tanpa meminta, berbondong-bondong orang dengan ikhlas dan tulus lahir batin
akan menulis tentangnya. Dimuat dalam berbagai media, dibukukan, bahkan
dibuatkan film layar lebar. Mereka sudah ada yang mencatatkan sejarah hidupnya.
Terus, kalau kamu, siapa yang mau menulis
tentangmu? walau cuma sekedar biodata berisi nama, tanggal lahir, alamat,
agama, hobi, cita-cita... kalau bukan kamu sendiri? Memangnya kamu sehebat
mereka? Memangnya kamu penting bagi publik?
Gak perlu menulis yang muluk-muluk, cukup satu
dua kalimat perhari. Gak perlu menggunakan bahasa puitis yang bikin sakit
kepalamu, cukup selevel diary. Kalau tidak, apa yang bisa kamu berikan kepada
anak cucumu? Kamu hanya akan menyampaikan kisahmu dari mulut ke mulut? Kamu
percaya dengan kemampuan daya ingat manusia? Come on! Tulis sejarah hidupmu sendiri. Karena orang lain tak ada
yang mengenalimu. Setidaknya sejarah hidupmu penting bagi dirimu sendiri! Kalau
bukan kamu, siapa lagi?
Begitu lahir, hidup di dunia apa adanya,
bernapas apa adanya. Trus mati, cuma dikenang satu dua hari oleh segelintir
orang, setelahnya… entahlah. Kamu ingin kehadiranmu di dunia cuma
seperti itu? Tuhan sudah menciptakan kamu sebaik-baiknya. Cuma segitu kamu ada?
Muncul lalu lenyap tanpa apa-apa?
Bagaimana? Masih mau tidak menulis?
(Jangan salah sangka, saya sedang bicara dengan
diriku sendiri. Anda merasa tersinggung juga boleh.)*ET
Saya ikut tersinggung. Hihi~
BalasHapusIya, silahkan. Hehe. Ayo menulis :)
HapusKok Saya Tersungging ya
BalasHapus