Senin, 16 Juni 2014

POHON CALEG

Berawal dari malam yang membosankan. Malam Senin. Aku masih tetap bergelut dengan tugas kampus. Mbak Nopi (tetangga kamarku) lagi ngeganti-ganti channel tv dengan sama lesunya. Saking malesnya, dia tekan tombol remote gak pake jempol tangan lagi, tapi jempol kaki. Kelihatannya dia agak greget dengan acara tv yang isinya cuma sinetron si saudaranya terong-terongan (cabe-cabean maksudnya). Maklum, tv di kamarku cuma ada siaran SCTV, RCTI, ANTV dan MetroTV. SCTV dan RCTI sama aja sinetronnya, bikin ilfeel kalau nonton. Pindah ke ANTV, adanya pesbukers, males juga, gitu-gitu doang. Pelarian terakhir adalah Metro. Biasanya sih Metro diramaikan dengan berita seputar capres yang ini-itu.
Kalau dilihat dari raut wajahnya, Mbak Nopi begitu berharap pada apa yang ditayangkan Metro. Aku cuma bisa bantu doa, dalam hati kulantunkan surah Al-Fatihah sampai ayat kursi. Moga aja siaran Metro bisa menghilangkan kegundah-gulanaan malam ini.
Eh, Just Alvin tuh. Waktu itu aku belum paham betul, acara seperti apa Just Alvin itu. Pengen ikutan nonton, tapi tugasku terus narik-narikin tanganku cari perhatian, dia bakal cemburu kalau aku lebih perhatiin Mr. Tipi. Ok, malam ini aku lebih sayang sama tugasku.
Suaranya Mbak Nopi bagai sirine ambulan di tengah malam. Begitu mengejutkan. Padahal dia cuma ngasih tebak-tebakan.
            “Tengah malam, di bawah pohon, gak ada kakinya, senyum terus, apa tuh??” awalnya aku gak gubris sih. Karena biasanya dia itu suka ngasih tebak-tebakkan konyol yang gak jelas juntrungannya. Misal, “Gajah terbang dengan apa?” Jawabannya, “dengan susah payah”. Dan karena aku lagi gak mood buat becanda, aku diemin aja.
            Karena merasa gak aku hirauin, dia jawab sendiri pertanyaannya. Tahu jawabannya apa?? FOTO CALEG!!
            “Hah? Foto caleg?” ho, hoo... ternyata dia dapet tebakan itu dari kutipan di acara talk show Just Alvin (aku lupa tema malam itu apa). Hihihi...
            Iya juga ya... Sekarang ini, pohon mana sih yang gak ada foto calegnya? Mulai dari pohon yang paling gede sampe yang kecilpun ada juga. Lama-kelamaan kalau pohon-pohonnya udah habis, gak ada tempat buat masang foto caleg lagi, Curiga nih, jangan-jangan ntar pohon toge juga bakal diembat. :/
            Banyak banget embel-embel tulisan “mohon dukungan dan pilihannya” “ayo awali perubahan” de el el, dengan senyum yang dipaksa harus mengembang semanis mungkin. Bahkan terkadang ada foto caleg dengan gaya tangan terkepal. Mau ngapain tuh? Mau ngajakin berantem?? Komunikasi visual sedang me-ratu-lela. Ckck... (maap ya buat para caleg... peace V :D)
            Banyak dari warga masyarakat yang menentang tentang pemasangan Alat Peraga Kampanye (APK) seperti poster di pohon-pohon pelindung jalan. Khususnya para Mahasiswa Pecinta Alam (mapala). Kan kasihan banget pohonnya kalau dipaku seperti itu. Ah, andai pohon bisa berbicara... pasti mereka sudah merintih kesakitan dan mengadakan aksi demonstrasi akibat pelanggaran haknya.
            Miris banget ngeliat pohon-pohon itu berbuah foto caleg. Di pagi hari harusnya pohon-pohon rindang itu jadi sumber kesejukan, tapi dengan adanya berjubel poster-poster itu membuat enek ngeliatnya. Di malam hari foto-foto itu berubah profesi jadi penunggu pohon. Hiiiii.... padahal nih ya, dalam Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) sangat jelas dinyatakan bahwa dilarang memasang APK di pohon perindang. Tuh kan, sudah jelas kalau perbuatan itu di larang. Jadi, jangan pilih deh para caleg yang gak peduli lingkungan kayak gitu.
Ngomong-ngomong nih ya, kenapa sih para caleg cuma nampangin foto setengah badan? Gak mau difoto sampe kaki? Malu sama kakinya? Mungkin biar lebih keliatan mukanya aja gitu ya? Trus kalau gitu, kenapa gak buat foto close-up muka aja? Ckck..*ET

Tidak ada komentar:

Posting Komentar