Berawal dari
malam yang membosankan. Malam Senin. Aku masih tetap bergelut dengan tugas
kampus. Mbak Nopi (tetangga kamarku) lagi ngeganti-ganti channel tv dengan sama
lesunya. Saking malesnya, dia tekan tombol remote gak pake jempol tangan lagi,
tapi jempol kaki. Kelihatannya dia agak greget dengan acara tv yang isinya cuma
sinetron si saudaranya terong-terongan (cabe-cabean maksudnya). Maklum, tv di
kamarku cuma ada siaran SCTV, RCTI, ANTV dan MetroTV. SCTV dan RCTI sama aja
sinetronnya, bikin ilfeel kalau nonton. Pindah ke ANTV, adanya pesbukers, males
juga, gitu-gitu doang. Pelarian terakhir adalah Metro. Biasanya sih Metro
diramaikan dengan berita seputar capres yang ini-itu.
Kalau dilihat
dari raut wajahnya, Mbak Nopi begitu berharap pada apa yang ditayangkan Metro.
Aku cuma bisa bantu doa, dalam hati kulantunkan surah Al-Fatihah sampai ayat
kursi. Moga aja siaran Metro bisa menghilangkan kegundah-gulanaan malam ini.
Eh, Just Alvin
tuh. Waktu itu aku belum paham betul, acara seperti apa Just Alvin itu. Pengen
ikutan nonton, tapi tugasku terus narik-narikin tanganku cari perhatian, dia
bakal cemburu kalau aku lebih perhatiin Mr. Tipi. Ok, malam ini aku lebih
sayang sama tugasku.
Suaranya Mbak
Nopi bagai sirine ambulan di tengah malam. Begitu mengejutkan. Padahal dia cuma
ngasih tebak-tebakan.
“Tengah malam, di bawah pohon, gak ada kakinya, senyum
terus, apa tuh??” awalnya aku gak gubris sih. Karena biasanya dia itu suka
ngasih tebak-tebakkan konyol yang gak jelas juntrungannya. Misal, “Gajah
terbang dengan apa?” Jawabannya, “dengan susah payah”. Dan karena aku lagi gak
mood buat becanda, aku diemin aja.
Karena merasa gak aku hirauin, dia jawab sendiri
pertanyaannya. Tahu jawabannya apa?? FOTO CALEG!!
“Hah? Foto caleg?” ho, hoo... ternyata dia dapet tebakan
itu dari kutipan di acara talk show Just Alvin (aku lupa tema malam itu apa). Hihihi...
Iya juga ya... Sekarang ini, pohon mana sih yang gak ada
foto calegnya? Mulai dari pohon yang paling gede sampe yang kecilpun ada juga.
Lama-kelamaan kalau pohon-pohonnya udah habis, gak ada tempat buat masang foto
caleg lagi, Curiga nih, jangan-jangan ntar pohon toge juga bakal diembat. :/
Banyak banget embel-embel tulisan “mohon dukungan dan
pilihannya” “ayo awali perubahan” de el el, dengan senyum yang dipaksa
harus mengembang semanis mungkin. Bahkan terkadang ada foto caleg dengan gaya
tangan terkepal. Mau ngapain tuh? Mau ngajakin berantem?? Komunikasi visual
sedang me-ratu-lela. Ckck... (maap ya buat para caleg... peace V :D)
Banyak dari warga masyarakat yang menentang tentang
pemasangan Alat Peraga Kampanye (APK) seperti poster di pohon-pohon pelindung
jalan. Khususnya para Mahasiswa Pecinta Alam (mapala). Kan kasihan banget
pohonnya kalau dipaku seperti itu. Ah, andai pohon bisa berbicara... pasti
mereka sudah merintih kesakitan dan mengadakan aksi demonstrasi akibat
pelanggaran haknya.
Miris banget ngeliat pohon-pohon itu berbuah foto caleg.
Di pagi hari harusnya pohon-pohon rindang itu jadi sumber kesejukan, tapi
dengan adanya berjubel poster-poster itu membuat enek ngeliatnya. Di malam hari
foto-foto itu berubah profesi jadi penunggu pohon. Hiiiii.... padahal nih ya, dalam Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU)
sangat jelas dinyatakan bahwa dilarang memasang APK di pohon perindang. Tuh kan, sudah jelas
kalau perbuatan itu di larang. Jadi, jangan pilih deh para caleg yang gak
peduli lingkungan kayak gitu.
Ngomong-ngomong nih ya,
kenapa sih para caleg cuma nampangin foto setengah badan? Gak mau difoto sampe
kaki? Malu sama kakinya? Mungkin biar lebih keliatan mukanya aja gitu ya? Trus
kalau gitu, kenapa gak buat foto close-up muka aja? Ckck..*ET

Tidak ada komentar:
Posting Komentar