(Catatan harian 3 Juni 2015)
Saya penulis! Ya, walau masih newbie. Masih dalam masa pencarian
pembuktian. Saya memang tidak bisa seperti Tere Liye ataupun nama penulis lain yang mau
menyembunyikan identitasnya sementara novelnya melejit di pasaran. Saya manusia
biasa, kok. Yang pengen eksis, saya juga ingin dikenal.
Sebuah pembuktian. Sebegitu
perlunyakah? Tentu. Apa lagi sewaktu kuliah Teknik Menulis Kreatif. Seperti
biasa, selalu ada kalimat yang mengoyak-ngoyak otak dan hatiku. Dosen itu
beberapa kali menjadikanku sebagai contoh - dalam hal tulis menulis tentunya. Entah apa alasannya beliau lebih
suka memanggilku 'Tabita' dari pada Eby atau Febri.
"Siapa
tahu 10 tahun lagi nanti ada mi kita lihat buku kumpulan cerpennya Tabita di
Gramedia, kan?..."
ini salah satu contohnya.
Napasku tercekat. Rasanya batinku
ini ditonjok pakai kepalan tangan berukuran jumbo. Membangunkanku,
menyadarkanku. Saya 1000% langsung sadar, ya, mau gak mau, sih. Bagaimana
tidak? Sudah hampir 2 bulan saya sama sekali tidak melanjutkan naskah novelku.
Bagaimana bisa selesai kalau memulai saja susah? Ini Ibu nyindir kali ya? Dan
saya memang benar-benar tersinggung.
Dalam hati aku berbisik mantap, "tidak perlu menunggu sampai 10 tahun
lagi, bu. Insya Allah tahun depan. Akan kubuktikan!" *tatapan mata
sinis.
Pokoknya saya harus lanjut
menulis naskahku! Malu sama diri sendiri. Disanjung-sanjung di kelas, tapi
ternyata nulisnya mandek. Sok
tersipu-sipu lagi! Apa coba yang mau dibanggakan kalau tidak sesuai dengan
kenyataan? Mereka yang lain tahunya aku itu WAH! Tapi realitanya? Hanya saya
dan Tuhan yang tahu. Hihihi….
Tidak ada kesalahan dalam naskah
itu. Hanya saja saya bagai merasa trauma melanjutkannya. Jangankan melanjutkan,
melihatnya saja saya tidak sanggup. Sepertinya saya memang perlu pendekatan
lagi sama para tokohnya. Secepat mungkin kami perlu bertemu. Setidaknya ada
waktu semalaman untuk berdiskusi dengan mereka. Ya, mereka yang harusnya
menjadi sahabat baruku.
Project pembuktian ini akan saya mulai lagi!
Thanks buat ibu dosen yang baik hati. Yang kalimat-kalimatnya kayak
cambuk, telah membangunkan ide yang sengaja lama ditidurkan.*ET
Tidak ada komentar:
Posting Komentar