Kemarin, Minggu 31 Mei
2015 Kompen mengunjungi kantor AJI Kendari. Dalam rangka pelatihan menulis
berita. Ini sebagai awal untuk pelatihan berikutnya yang akan lebih fokus ke
penulisan jurnalisme sains.
Kali ini bukan bersama
Kak Inal (Ketua AJI), tapi sama... ah, lupa namanya, yang pasti dia laki-laki.
Hehe. Saya, Wulan, Mia dan Kak Fatma datangnya ngaret. Sebenarnya sih tepat
waktu, sebelum jam satu sudah sampai di depan Jalan Flamboyan. Tapi karena ada
ide-ide nakal, akhirnya kita makan dulu di Koni. Lapar sekali! Haha.
Setelah selesai, kita
bergegas ke kantor. Sambil jalan kaki, ada BBM masuk, dari April. Katanya
pelatihan sudah dimulai. Saya jadi panik, tapi Kak Fatma malah santai. Dia
beranggapan kalau pesan dari April itu sebenarnya bertanya, hanya lupa tanda
tanyanya. Tapi saya mengelak April adalah termasuk orang yang tahu penggunaan
tanda tanya, dia gak mungkin salah. Sepanjang jalan, saya berdebat dengan Kak
Fatma.
Dan ternyata kita
memang terlambat. Hehe. Pelajaran dimulai anak-anak! Yup, materi pertama adalah
tentang piramida terbalik. Saya sudah eneg mendengar dan melihatnya. “Wahai
piramida... bolehkah aku membalikkanmu lagi? Biar engkau menjadi piramida
sempurna. Pusing kalau dibalik terus.” Nananana... sudahan ah, ngaconya.
Kembali ke laptop!
Kemudian kita disuruh
bikin berita tentang kunjungan ke AJI ini. Waktunya 7 menit. Go! Saya menguras isi otak. Tidak harus
bagus, sih. Tapi saya coba menulis yang terbaik. Seperti ini hasilnya.
Banyak coretannya kan?
Iya lah.... Namanya juga pemula.
Ngeles! Saya selesai tepat waktu, Kakak itu dengan sigap segera mengumpulkan
kertas. Dia melatih agar kami tepat waktu, karena yang namanya kerja di media
itu ada deadline-nya! Saatnya
pemeriksaan. Kakak itu membacakan berita kami satu per satu. Di sinilah
hebohnya, kita saling menertawai tulisan teman. Haha.
Tulisanku yang pertama
dibaca. Mungkin karena selesai duluan, jadi posisinya paling atas. Eh, tapi
tahu gak? Beritaku adalah berita yang paling sempurna dari delapan orang yang
lain. Beritaku satu-satunya yang memenuhi unsur 5W+1H. Yeeaah!
Prok...prok...prok....
Lanjut ke pelatihan
berikutnya. Kita tadi dibagikan selembar kertas dengan tulisan ilustrasi
peristiwa di atasnya. Nah, kita disuruh merangkai setiap adegannya menjadi
berita yang sempurna. Waktunya 15 menit.
Go!
Peluit sudah dibunyikan. Eh, gak pake peluit ding. Hehe.
Saya begitu
bersemangat. Sebenarnya saya hanya baru beberapa kali menulis berita, jadi
belum benar-benar tahu seluk beluknya. Nah, setahuku ilustrasi ini cocok untuk
dibuat kutipan langsung, alias yang pake tanda petik (“). Naluri fiktifku
bekerja. Anggap saja ini menulis cerpen. Selesailah beritaku sepanjang satu
halaman penuh ini. Tepat ketika si Kakak berkata “satu menit lagi!”
Yang lain mulai panik.
Setelah kuperhatikan, unik juga ya model duduknya kita? Ada yang posisi
nungging, ada yang melipat kakinya ke atas lalu kertas jadi beralaskan paha,
ada yang badannya tertekuk-tekuk, banyak deh. Saya termasuk yang posisi
nungging. Haha.
Saatnya pemeriksaan
untuk kedua kalinya. Beritaku dibaca pertama lagi. Tentu karena saya kumpul
duluan. Sip, saatnya menyiapkan diri untuk tertawa. Setelah dibaca oleh si
Kakak, dia lalu berkata bahwa itu adalah tulisan yang baik alias sempurna,
hanya perlu memperbaiki judul saja. Prok... prok... prok....
Sebenarnya pelatihan
menulis di mana-mana itu sama saja. Ya itu-itu saja yang dibahas. Misal nih ya:
3 trik menulis:
menulis, menulis, dan menulis. Udah tahu!
Agar tulisan bagus, ya
harus banyak membaca. Udah tahu!
Percakapan harus pakai
tanda kutip (dan pembahasan lain tentang EYD). Udah tahu!
Menulis berita pakai
piramida terbalik. Udah tahu!
Kalau mau tulisan
bagus, ya banyak-banyak latihan menulis. Udah tahu!
Jangan langsung
mengharapkan tulisan jadi bagus, ada proses. Udah tahu!
Menulis harus pakai deadline. Udah tahu!
Perbanyak
perbendaharaan kata. Udah tahu!
Cari sinonim, kata yang
berulang membuat pembaca bosan. Udah tahu!
Dan ‘Udah tahu!’ –
‘Udah tahu!’ lainnya.
Jujur ya, saya suka
dongkol kalau pemateri membahas hal-hal yang sudah saya tahu dan bosan dengar.
Sama dengan buku trik dan tips menulis, isinya sama aja. Hanya sedikit
perbedaannya.
Contoh yang tadi nih
ya. Kakak itu memberitahukan tentang susunan penulisan beritanya. Di bagian
‘Sangat Penting’ dia memasukkan unsur What,
Where, dan When. Bagian “Penting’ ada Who,
Why, dan How. Dari sekian banyak penjelasannya, hanya itu tok yang benar-benar saya belum tahu.
Selebihnya... udah tahu! Bukannya sombong, kan tips dan trik menulis dasarnya
ya gitu-gitu doang.
Ok, pelatihan diakhiri.
Tertawa juga diakhiri. Terima kasih Kakak yang-saya-tidak-tahu-namanya-siapa,
sudah meluangkan waktu di jam yang seharusnya dia bekerja. Seru sekali
pertemuannya.
Sampai jumpa Minggu depan dengan pembahasan Jurnalisme Sains dan Wawancara. Siap-siap dikocok perutnya bagi siapa yang praktek wawancaranya salah-salah, nervous, dan ancur nanti. Hahaha...*ET
Tidak ada komentar:
Posting Komentar