Senin, 01 Juni 2015

Kompen Kunjungi AJI



Kemarin, Minggu 31 Mei 2015 Kompen mengunjungi kantor AJI Kendari. Dalam rangka pelatihan menulis berita. Ini sebagai awal untuk pelatihan berikutnya yang akan lebih fokus ke penulisan jurnalisme sains.

Kali ini bukan bersama Kak Inal (Ketua AJI), tapi sama... ah, lupa namanya, yang pasti dia laki-laki. Hehe. Saya, Wulan, Mia dan Kak Fatma datangnya ngaret. Sebenarnya sih tepat waktu, sebelum jam satu sudah sampai di depan Jalan Flamboyan. Tapi karena ada ide-ide nakal, akhirnya kita makan dulu di Koni. Lapar sekali! Haha.

Setelah selesai, kita bergegas ke kantor. Sambil jalan kaki, ada BBM masuk, dari April. Katanya pelatihan sudah dimulai. Saya jadi panik, tapi Kak Fatma malah santai. Dia beranggapan kalau pesan dari April itu sebenarnya bertanya, hanya lupa tanda tanyanya. Tapi saya mengelak April adalah termasuk orang yang tahu penggunaan tanda tanya, dia gak mungkin salah. Sepanjang jalan, saya berdebat dengan Kak Fatma.

Dan ternyata kita memang terlambat. Hehe. Pelajaran dimulai anak-anak! Yup, materi pertama adalah tentang piramida terbalik. Saya sudah eneg mendengar dan melihatnya. “Wahai piramida... bolehkah aku membalikkanmu lagi? Biar engkau menjadi piramida sempurna. Pusing kalau dibalik terus.” Nananana... sudahan ah, ngaconya. Kembali ke laptop!

Kemudian kita disuruh bikin berita tentang kunjungan ke AJI ini. Waktunya 7 menit. Go! Saya menguras isi otak. Tidak harus bagus, sih. Tapi saya coba menulis yang terbaik. Seperti ini hasilnya.



Banyak coretannya kan? Iya lah.... Namanya juga pemula. Ngeles! Saya selesai tepat waktu, Kakak itu dengan sigap segera mengumpulkan kertas. Dia melatih agar kami tepat waktu, karena yang namanya kerja di media itu ada deadline-nya! Saatnya pemeriksaan. Kakak itu membacakan berita kami satu per satu. Di sinilah hebohnya, kita saling menertawai tulisan teman. Haha.

Tulisanku yang pertama dibaca. Mungkin karena selesai duluan, jadi posisinya paling atas. Eh, tapi tahu gak? Beritaku adalah berita yang paling sempurna dari delapan orang yang lain. Beritaku satu-satunya yang memenuhi unsur 5W+1H. Yeeaah! Prok...prok...prok....

Lanjut ke pelatihan berikutnya. Kita tadi dibagikan selembar kertas dengan tulisan ilustrasi peristiwa di atasnya. Nah, kita disuruh merangkai setiap adegannya menjadi berita yang sempurna. Waktunya 15 menit.

Go! Peluit sudah dibunyikan. Eh, gak pake peluit ding. Hehe.

Saya begitu bersemangat. Sebenarnya saya hanya baru beberapa kali menulis berita, jadi belum benar-benar tahu seluk beluknya. Nah, setahuku ilustrasi ini cocok untuk dibuat kutipan langsung, alias yang pake tanda petik (“). Naluri fiktifku bekerja. Anggap saja ini menulis cerpen. Selesailah beritaku sepanjang satu halaman penuh ini. Tepat ketika si Kakak berkata “satu menit lagi!”

Yang lain mulai panik. Setelah kuperhatikan, unik juga ya model duduknya kita? Ada yang posisi nungging, ada yang melipat kakinya ke atas lalu kertas jadi beralaskan paha, ada yang badannya tertekuk-tekuk, banyak deh. Saya termasuk yang posisi nungging. Haha.

Saatnya pemeriksaan untuk kedua kalinya. Beritaku dibaca pertama lagi. Tentu karena saya kumpul duluan. Sip, saatnya menyiapkan diri untuk tertawa. Setelah dibaca oleh si Kakak, dia lalu berkata bahwa itu adalah tulisan yang baik alias sempurna, hanya perlu memperbaiki judul saja. Prok... prok... prok....



Sebenarnya pelatihan menulis di mana-mana itu sama saja. Ya itu-itu saja yang dibahas. Misal nih ya:

3 trik menulis: menulis, menulis, dan menulis. Udah tahu!

Agar tulisan bagus, ya harus banyak membaca. Udah tahu!

Percakapan harus pakai tanda kutip (dan pembahasan lain tentang EYD). Udah tahu!

Menulis berita pakai piramida terbalik. Udah tahu!

Kalau mau tulisan bagus, ya banyak-banyak latihan menulis. Udah tahu!

Jangan langsung mengharapkan tulisan jadi bagus, ada proses. Udah tahu!

Menulis harus pakai deadline. Udah tahu!

Perbanyak perbendaharaan kata. Udah tahu!

Cari sinonim, kata yang berulang membuat pembaca bosan. Udah tahu!

Dan ‘Udah tahu!’ – ‘Udah tahu!’ lainnya.

Jujur ya, saya suka dongkol kalau pemateri membahas hal-hal yang sudah saya tahu dan bosan dengar. Sama dengan buku trik dan tips menulis, isinya sama aja. Hanya sedikit perbedaannya.

Contoh yang tadi nih ya. Kakak itu memberitahukan tentang susunan penulisan beritanya. Di bagian ‘Sangat Penting’ dia memasukkan unsur What, Where, dan When. Bagian “Penting’ ada Who, Why, dan How. Dari sekian banyak penjelasannya, hanya itu tok yang benar-benar saya belum tahu. Selebihnya... udah tahu! Bukannya sombong, kan tips dan trik menulis dasarnya ya gitu-gitu doang.

Ok, pelatihan diakhiri. Tertawa juga diakhiri. Terima kasih Kakak yang-saya-tidak-tahu-namanya-siapa, sudah meluangkan waktu di jam yang seharusnya dia bekerja. Seru sekali pertemuannya.

Sampai jumpa Minggu depan dengan pembahasan Jurnalisme Sains dan Wawancara. Siap-siap dikocok perutnya bagi siapa yang praktek wawancaranya salah-salah, nervous, dan ancur nanti. Hahaha...*ET

Tidak ada komentar:

Posting Komentar