Sabtu, 22 Agustus 2015

Mana Mamamu, Nak?


Kali ini saya khusus mengumpulkan foto para keponakan. Bersama secangkir kopi (yang cangkirnya masih baru ini – pamer) rasanya cocok mengulas mereka satu-satu. Saya akan bercerita tentangku bersama mama-mama mereka yang asyik bernostalgia. Cekidot!



Namanya Ayu Kartika. Panggilannya Ayu. Saya hadir di acara selapan-nya (peringatan bayi berusia 5 hari). Mamanya ini teman semasa SD dan SMP. Tapi baru benar-benar akrab di penghujung SMP. Kebiasaannya memanggilku dengan sebutan ‘Njebebeb’ gak pernah berubah. Bingungkan apa artinya? Sama! Dia sempat membahas tentang nama si anak yang dibanding-bandingkannya dengan namaku. Hahaha, iya iya namaku ribet.



Namanya Dina Elsa Naila. Panggilannya Elsa. Mamanya ini teman sejak SD-SMP, tapi sampai sekarang tetap jadi teman baik. Dia ini tahu banget masa kecilku. Partner main seharian. Kalau sudah main sama dia, saya suka lupa waktu tidur siang, alhasil selalu dikuncikan pintu sama ortu, hihihi. Memang susah dipisahkan kalau kita sudah bermain. Dari main rumah-rumahan, pasaran, memancing, dan banyak lagi. Kebetulan rumahnya di samping rawa, di daerah itulah sumber segala permainan asyik. Ada pohon yang hidup di tanah rawa, itu ada buahnya yang selalu kita pakai untuk masak-masakan. Banyak sekali macam buah-buahan yang kita temukan di belakang rumahnya hingga di rawa. Buah-buahan yang sampai saat ini saya tak tahu namanya.

Cincin di jari Elsa mengingatkan saya dengan cincinku dulu. “Yang love itu?” si mama berseru. Ya ampun! Kita jadi tergelak-gelak heboh, ternyata dia ingat cincin semasa kecilku yang sudah lama hilang itu.


Namanya Amalia Altofunnisa. Saya masuk ke rumahnya dan langsung liat dia lagi duduk. Duh, lucunya, sudah besar ternyata. Liburan bulan Januari lalu dia bener-bener masih bayi yang hanya bisa baring. Tapi sayang, dia lagi sakit jadi rewel, gak mau saya gendong. Foto itu aja susah sekali dapatnya, huuft. Mamanya ini teman SD-SMAku. Dulu kita suka curhat-curhat masalah pengisi hati, cie. Sedikit banyaknya sih kita memang saling tahu. Temen semasa ababil-ababilan dulu, nih.


 
Nama sementaranya Gede. Sampai tulisan ini diposting, saya belum diberi kabar tentang nama lengkapnya. Memang menurut adat budaya keluarganya (Hindu), anak itu baru diberi nama lengkap setelah usianya 3 bulan. Dan yang bikin saya takjub adalah Gede di foto ini usianya belum genap 3 bulan dan dia sudah lincah banget, aktif anaknya. Masa iya, sudah minta berdiri-berdiri gitu. Mamanya ini teman SMAku. Dulu, dia lumayan banyak curhat tentang kekasihnya. Gak terasa sudah punya anak, rasanya baru kemarin kamu curhat banyak tentang pacarmu (yang sekarang sudah jadi suami) itu.


So, buat anak-anakku, doa dan harapan dari tantemu ini semoga kalian jadi anak yang tangguh, yang kuat. Patuh selalu pada orang tua kalian. Selamat datang di dunia, jangan heran dengan isinya, taklukkanlah. Tumbuhlah dengan baik, pelajari dunia dengan baik, sekolah dengan baik, semoga kelak jadi pribadi yang selalu baik. Amiin…

Sampai jumpa kembali di lain waktu. Dan nanti tunjukkanlah pada tante apa yang sudah kalian bisa. :-)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar