Sabtu, 22 Agustus 2015

Kehilangan Itu Menyakitkan



Catatan Harian 22 Juni 2015


Satu kali lagi saya merasakan kehilangan. Kehilangan yang membingungkan. Tepatnya ketika ojek yang kutumpangi turun di terminal. Saya bertingkah sewajarnya, menanyakan berapa harga sewa. Dan glabelaku langsung menyempit mendengar jumlah rupiah yang lelaki itu sebutkan. Tapi saya tetap berusaha membuka tas mencari dompet.

Dalam keterburu-buruan itu, saya merasa ada yang aneh dengan kondisi si dompet pink. Dia tampak teraniaya, begitu kubuka isinya…

Krik krik krik…

Pikiranku lengang tanpa terlantun lagu hening cipta. Saya ibaratnya mendapat kupon bertulis ‘ZONK!!’ atau ‘Maaf Anda Belum Beruntung’ atau ‘Silahkan Coba Lagi’. Isi otakku blank! Yang terpikirkan hanya, ‘boleh gak saya berubah jadi abu sekarang?’ atau ‘boleh gak saya tiba-tiba menghilang dari tempat ini?’

Uang yang cuma pas-pasan buat bayar ojek dan mobil sampai di depan rumah tak tau ke mana rimbanya. Di manakah gerangan wahai lembar-lembar kertasku? Aku sangat membutuhkanmu, jangan pergi! Detik berikutnya suasana terminal langsung gaduh. Berita kecopetanku menjadi tranding topic di sana.

Ini bukan tentang seberapa banyak uang yang hilang (karena memang tidak banyak) atau pun saya harus membayar ojek dan mobil pakai apa? Sewa ojek dibayarkan oleh sopir mobil yang hendak saya tumpangi dan saya bisa membayarnya balik ketika sampai di rumah nanti, gampang kan? Tapi ini tentang satu jenis kehilangan yang baru pertama kali (semoga yang terakhir) ini saya rasakan.

Begini ya rasanya orang yang kecopetan? Saya tidak habis pikir, sesuatu yang tadinya ada tiba-tiba lenyap. Itu rasanya… aduh! Yang berputar di kepalaku dan membuat pusing adalah saya mencoba detektif-detektifan. Menerka sendiri, mencoba menelusuri rangkaian-rangkaian kejadian sejak berada di kapal hingga turun dari ojek. Tak kutemukan satu pun yang mencurigakan. Saya coba menyelipkan beberapa kemungkinan-kemungkinan tapi itu tetap tidak mungkin. Dan akhirnya, tersangkaku adalah… si tukang ojek. Mengapa? Biarlah saya yang menyimpan barang buktinya *senyum sinis.
*ET

Tidak ada komentar:

Posting Komentar